SEARCH

Ketika Tommy Page Pulang ke Rumah Keduanya


Jika seseorang pulang, bukan hanya raganya saja yang pulang tetapi juga kenangan yang pernah dibawanya pergi. Itulah yang dilakukan Tommy Page pada Jumat, 15 November 2013 lalu. Setelah konser terakhirnya di Indonesia pada 15 tahun lalu, dia kembali menyambangi Jakarta dan rindunya pun bertemu dengan rindu dari sekian banyak fansnya. Maka pantas jika konsernya kemudian bertajuk"Come Home".

Konser yang memang menjadi ajang nostalgia idola remaja era 90-an dengan para penggemarnya sekarang yang kebanyakan sudah menjadi ibu-ibu muda, sudah menghangat sejak sore sebelum konser dimulai. Antrean calon penonton sudah ramai dari pukul 17.00 WIB, sedangkan konser baru akan dimulai pukul 20.00 WIB.




Pertunjukan dibuka oleh penyanyi alumni Indonesian Idol, Citra Scholastika. Penonton tampak menikmati empat lagu yang dibawakan oleh Citra walau tak bisa dipungkiri wajah-wajah tidak sabar menanti kehadiran sang idola sudah terlihat di antara penonton yang memadati Upper Room Gedung Annex di Komplek Wisma Nusantara Thamrin.

Setelah Citra membawakan lagu selama sekitar setengah jam, pria bernama lengkap Thomas Alden Page akhirnya muncul di panggung mengenakan setelan jas hitam dan dasi kupu-kupu, menghentak penonton dengan A Zillion Kisses dan Turn on The Radio. Di usia 43 tahun, Tommy masih kelihatan sangat agresif dalam melakukan sedikit gerakan sebagai pelengkap aksi panggungnya. Suaranya pun tetap sama, lembut, manis, dan penuh gairah.

Selesai membawakan dua lagu pembuka, Tommy menyapa penggemarnya, menyatakan kerinduannya akan penggemarnya di tanah air. Baginya Indonesia adalah rumah keduanya dan menjadi kebahagiaan tersendiri bisa kembali bernostalgia dengan penggemar setianya dan akan membuat malam itu menjadi istimewa.

Saat intro I’m Falling In Love diperdengarkan, penonton yang didominasi oleh wanita-wanita dewasa tersebut langsung riuh dan kompak membentuk koor mengiringi sang idola bernyanyi. Yang unik, lagu tersebut dibawakan Tommy dengan memadukannya dengan Missing You. Setelah itu Painting in My Mind dibawakan dengan apik lewat dentingan piano yang dimainkan langsung olehnya yang merupakan salah satu keahliannya.

Setelah membawakan When I Dream of You, I Break Down, dan Just Before, layar di belakang panggung mulai menampilkan potongan foto Tommy bersama anak-anaknya. I Think I’m in Love kemudian berkumandang, sebuah lagu yang malam itu didedikasikan oleh Tommy untuk anak perempuannya. Tommy menceritakan bahwa lagu tersebut adalah kesukaan sang buah hati, dan dia berjanji akan menyanyikannya pada konsernya tersebut.

Citra kembali diundang ke panggung untuk kemudian berduet membawakan Don’t Give Up on Love. Teriakan histeris membahana saat Tommy membuka jasnya untuk kemudian menghipnotis dengan Tell the World. Para wanita yang rata-rata berusia di atas 30 tahun sepertinya memang sudah lupa dengan umurnya. Seringkali terdengar teriakan “Tommy, I love you”, layaknya aksi para remaja yang histeris saat menyaksikan idolanya beraksi.

Pada saat Tommy bercerita mengenai pengalamannya saat berkolaborasi dengan New Kid On The Block (NKOTB), para penonton pun sudah bisa menebak bahwa I’ll Be Your Everything sebentar lagi akan segera dilantunkan. Di pertengahan lagu yang menjadi satu-satunya yang pernah menjadi hit nomor 1 di US, Tommy pun turun dari panggung untuk menghampiri para penggemarnya. Para penonton yang berada di dalam Upperroom gedung Annex tersebut spontan berdiri dan histeris berusaha untuk mendekat ke sang idola.

Selesai membawakan I’ll Be Your Everything, Tommy beberapa saat menghilang dari panggung untuk kemudian keluar dengan setelan jas tapi kali ini dengan kemeja biru. Pria tersebut menghampiri piano yang berada tepat di tengah panggung. Saat jari jemarinya mulai menari di atas tuts piano, penonton langsung bergumuruh begitu mengenal lantunan nada intro lagu tersebut. A Shoulder to Cry On, sebuah lagu abadi untuk para pencinta Tommy. Semua yang berada dalam ruangan konser langsung tersihir dan serempak menciptakan koor raksasa menjadi pengiring sang idola bernyanyi.

A Shoulder to Cry On sekaligus menjadi lagu pamungkas untuk menutup konser nostalgia yang sudah ditunggu-tunggu selama lima belas tahun. Wajah-wajah puas dan bahagia terpampang dengan jelas saat satu persatu penggemar Tommy mulai meninggalkan ruang konser. Udara dingin dan gerimis pada Jumat malam tersebut menjadi hangat berkat kehadiran seorang idola yang telah membangkitkan kenangan masa muda. Indonesia akan selalu menjadi rumah kedua bagi Tommy Page.

--------
This is my article which was posted in Kabar Jakarta, 18 November 2013
http://kabarjakarta.com/ketika-tommy-page-pulang-ke-rumah-keduanya.html

No comments:

Post a Comment

Comments